Disebuah sekolah menengah atas di Jakarta, kumpullah segerombolan
anak muda yang sedang nongkrong dan sekedar buang-buang waktunya sambil ngobrol-ngobrol.
Tak lama kemudian datang lah salah satu temannya yang bernama Indra.
“hey guys” kata Indra sambil jalan dan bersalaman ala anak muda zaman sekarang
“hey guys” kata Indra sambil jalan dan bersalaman ala anak muda zaman sekarang
“weeee,
si playboy datang nih, dari mana aja lu sob?” kata Ari
“maklumlah
ri gue kan lagi sibuk bagi waktu nih buat doi-doi gue”
“asik
dah, gaya lu lebay banget banget sob”
“oiya
lu udah makan belom in?” kata ari melanjutkan
“Udah
kok ri, thanks ya”
“oiya
In lu udah denger belom ada anak baru dikelas kita?” kata Ari
“siapa
lagi tuh? Gue belom denger ri. Cewek apa cowok anak barunya?”
“cewek
In”.
“wah
boleh tuh ri, cantik ga? Gue belom pernah liat dia sih” kata Indra
“yeee
inget tuh cewek lu yang di sekolah tetangga”.
“aah,
dia mah tenang aja, bisa diatur ri. Cantik ga ri anak barunya?”
“wooo,
dasar playboy. Cantik sih In, tapi kayaknya lu ga akan bisa dapetin dia deh In,
jilbabnya itu loh In, panjang banget”.
“alaaah
sok tau lu ri, cewek mana sih yang ga bisa gue taklukin” kata Indra
“ih
najis dah, lebay gaya lu”
Sedang
asiknya mereka ngobrol, tiba-tiba bel berakhirnya istirahat pertama pun
berbunyi. Pergilah mereka ke kelasnya. Sesampainya di kelas......
“mana
ri anak barunya?” kata Indra
“sabar
In, gue yakin bentar lagi dia pasti masuk kelas”
Tidak
berapa lama kemudian, masuklah Bu Sri (wali kelas).
“pagi
anak-anak” kata Bu Sri
“pagi
buuuuu” serentak siswa kelas XII IPA 1 menjawab
“bu
hari ini kan ga ada mata pelajaran ibu” indra langsung menepis kedatangan Bu
Sri
“tidak
kok, ibu datang bukan untuk mengadakan KBM di kelas ini, ibu hanya ingin
memperkenalkan sama kalian teman baru kalian yang datang dari depok. Silahkan
masuk Nisa”
Dengan
senyum manisnya, masuklah Nisa ke dalam kelas.
“hari
ini kalian mendapatkan teman baru, silahkan perkenalkan dirimu Nisa” kata Bu
Sri melanjutkan
“iya
Bu. Assalamu’alaikum teman-teman, perkenalkan nama saya Annisa Rahmah Azizah,
kalian bisa panggil saya Nisa, saya pindahan dari depok”. Nisa menyapa
“oke
Nisa, cukup dulu perkenalannya. Silahkan cari tempat duduk” kata Bu Sri
“iya
Bu. Trimakasih bu”
Nisa
langsung mencari tempat duduk, dan dia duduk dengan Widi.
“hai
, aku Nisa, salam kenal yaa”
“hai
juga, nama ku Widi, senang kenal kamu Nis” dengan senyum Widi menyapa.
Selesainya
KBM, bel istirahat kedua pun berbunyi.
“Nis
mau ikut ke kantin ga? Aku lapar nih” kata Widi dengan ramah
“ngga
deh Wid, aku lagi shaum nih”
“shaum
apaan tuh Nis?”
“puasa
Wid”
“oh,
okelah aku ke kantin duluan yaa” jawab Widi sambil jalan keluar kelas
Tidak
lama kemudian, Indra pun langsung menghampiri Nisa yang sedang duduk sendirian
di bangkunya
“hei,
gue Indra” kata Indra sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan
“hei,
aku Nisa” hanya dibalas sambil nunduk dan dengan lipatan tangan dengan tidak
menjabat tangan Indra
“kamu
ga ke kantin?” kata Indra dengan ramahnya
“ngga
InsyaAllah aku lagi puasa In. Oiya kita sholat yuk, kan udah zuhur”
“hah?
Sholat? Duluan aja deh Nis, nanti aku nyusul”
“okeoke,
aku duluan yaa” jawab Nisa sambil jalan keluar kelas
“hahahahahhahah,
sabar ya In. Gue bilang apa, lu pasti ga akan bisa dapetin Nisa buat jadi pacar
lu. Baru pdkt aja lu udah disuruh sholat. Hahahaha” kata Ari dengan mengejek
“gila
tuh cewek, cantik sih, cantik banget malah. Tapi gue yakin gue bisa dapetin tuh
cewek, liat aja nanti” kata Indra meyakini Ari
“iya
deh, gue tunggu ya kabar lo jadian sama Nisa” kata Ari menantang
Setelah
bel berakhirnya istirahat kedua berbunyi, saatnya siswa masuk ke kelas
masing-masing. Selama pelajaran matematika berlangsung, Indra selalu memandangi
Nisa dan memikirkan bagaimana cara menaklukan hati Nisa. Sampai akhirnya.....
“Indra
!!!” kata Pak Wahyu sambil memukul meja
“hah...
iya pak, ada apa pak?” kata Indra dengan kagetnya
“ngapain
kamu bengong sambil ngeliat Nisa?” tanya Pak Wahyu
“hah...
nggak kok Pak, saya ngga bengong” kata Indra menapis
“cie
Nisa, diliatin Indra tuh” kata Widi sambil senyum-senyum
“cieeeee”
serentak teman-teman sekelas meledek
“sudah..
sudah.. kita cukupkan pelajaran hari ini, wassalamu’alaikum” kata Pak Wahyu
sambil jalan keluar
“makasih
pak” kata anak-anak serentak
Bel
pulang pun berbunyi. Dengan serentak siswa-siswi pun berjalan ke luar kelas
“Nis,
hati-hati ya, kayaknya kamu jadi target Indra selanjutnya tuh..” kata Widi
“maksud
kamu apa Wid?”
“Indra
itu playboy tau Nis, yaa aku cuma kasih tau kamu aja Nis”.
“oh,
haha, tapi dia nggak mungkin suka sama aku Wid, aku tau kok tipe-tipe cewek
yang dia suka kayak gimana. oke Wid thanks ya” kata Nisa dengan tenang tidak
menanggapi Widi
Pergilah
mereka kerumahnya masing-masing.
-0-
Keesokan
harinya, sebelum bel masuk berbunyi, Indra datang ke tempat duduknya Nisa.
“Assalamu’alaikum
Nisa” kata Indra dengan senyum
“Wa’alaikumsalam
In”
“Nis,
aku boleh minta tolong sama kamu nggak?” kata Indra
“minta
tolong apa? InsyaAllah kalo aku bisa bantu aku bantu kok”
“aku
ingin belajar fisika bareng sama kamu, kamu mau kan ajarin aku fisika?” kata
Indra
“nggak
salah In?? Aku tidak terlalu paham soal fisika. Lebih baik kamu minta ajarin
sama yang lain deh” kata Nisa
“aku
sudah sering Nis belajar fisika sama yang lain, tapi aku tapi aku tetap aja
ngga mengerti Nis, sepertinya kamu pintar fisika Nis, ayolah ajarin aku fisika,
sebentar lagi kan UN Nis” kata Indra merayu
“tapi
aku tidak terlalu mengerti soal fisika In, mungkin kita bisa belajar bareng aja
ya In”kata Nisa
“oke
deh Nis, nanti pas istirahat pertama aku tunggu kamu di tempat fotocopyan yaa.
Kita mulai belajarnya. Okeoke” kata Indra dengan senyum
“iya
InsyaAllah yaa” kata Nisa
Mulai
saat itulah Indra mulai menjalankan rencananya untuk menkalukan hati Nisa. Saat
istirahat pertama tiba, Indra langsung mengahmpiri Nisa.
“Nis
ayo kita ke tempat fotocopyan, disana tidak terlalu rame, jadi kita bisa
belajar dengan tenag disana” kata Indra
“bentar
ya In aku ambil buku fisikanya dulu” kata Nisa
Mereka
pun pergi menuju tempat fotocopyan. Saat mereka jalan berdua, Indra selalu
mencoba mendekati Nisa, tapi Nisa tetap berpegang teguh pada hijabnya. Karna
Nisa yakin, niat mereka pergi fotocopyan hanya untuk belajar fisika, dan Nisa
terus meyakinkan hatinya bahwa tidak mungkin Indra suka pada Nisa. Sesampainya
di fotocopyan, mereka pun duduk dan memulai belajar.
“Nis
aku ngga ngerti soal fisika yang ini nih Nis, kamu ngerti nggak?” kata Indra,
sambil menggeser tempat duduknya mendekati Nisa
“oh
yang ini, InsyaAllah aku ngerti In” kata Nisa dengan menggeser kursinya
menjauhi Indra
Saat
Nisa sedang menjelaskan apa yang ditanyakan Indra, Indra hanya memandangi mata
Nisa yang berbinar itu.
“Astaghfirullah
In, kamu tidak boleh memandangi aku seperti ini. Kata Rasulullah ‘pandangan itu
merupakan anak panah beracunnya iblis’, jadi kamu ngga boleh memandangi aku
seperti itu, karna kita bukan mahram” kata Nisa
“hehehe
iya Nis aku tau kok. Abis kamu cantik banget sih Nis, kayaknya kalo ngeliat
kamu itu tenaaaang banget” kata Indra mencoba merayu
“kamu
bisa aja In, aku ini ciptaan Allah In, jadi ya aku hanya bisa bersyukur aja”
kata Nisa dengan rendah hati
Setiap hari mereka melakukan hal yang sama saat istirahat pertama,
yaitu selalu belajar fisika ditempat fotocopyan itu.
Indra banyak belajar soal menjaga pandangan dan Indra pun mulai
mengerti bagaimana Islam sesungguhnya, karena keteguhan dan kesholihan Nisa,
niat Indra yang awalnya hanya ingin membuktikan sama temannya bahwa ia bisa
mendapatkan hati Nisa, ternyata Indra benar-benar suka pada Nisa.
Mereka pun tidak menyadari
bahwa seminggu lagi mereka akan menghadapi ujian nasional. Seminggu menuju
ujian nasional, mereka tetap saja belajar bersama.
“In
tidak terasa ya sebentar lagi kita akan menghadapi ujian nasional” kata Nisa
“iya
Nis, tapi aku tidak mau cepat-cepat lulus Nis” kata Indra
“loh,
kok gitu In? Dimana-mana kalo kita udah kelas XII itu pasti ingin lulus In.
Kamu aneh deh In” kata Nisa dengan heran
“tapi
aku nggak mau berpisah sama kamu Nis” kata Indra
“apa
sih In.. jangan mulai deh. Kan aku udah sering bilang, jangan selalu bilang
kayak gitu, nggak enak kalo teman-teman yang lain dengar” kata Nisa
“hey
kalian.. ngapain hayo kalian ???” kata widi mengagetkan Nisa
“eh
kamu Wid.. enggak kok, kita lagi belajar bareng aja nih, kan sebentar lagi
ujian. Kamu nggak belajar Wid? Mau ikut belajar bareng?” kata Nisa dengan
mengajak Widi untuk ikut bergabung dengan mereka
“halaaah..
modus lo In, bilang aja lo ingin Nisa sebagai target lo selanjutnya kan? Pake
alasan minta ajarin fisika segala lagi, hahaha. Gue udah kenal lo dari SMP In.
Iya kan In?” kata Widi dengan mengejek Indra
“apa
sih lo Wid, mau tau aja urusan gue deh. Mau ikutan ga lo? Kalo mau ikut lah
ayo, kalo nggak mau ikut yaa mendingan lo belajar otodidak deh. Gue tau lo
pinter Wid” kata Indra mengalihkan pembicaraan Widi
“nggak
lah In nanti gue ganggu kalian berdua lagi” kata Widi
“Widi......
kita nggak berdua yaa, disini banyak orang tau lagi fotocopy dan sekedar
ngobrol. Jadi aku klarifikasi kalo kita itu nggak lagi berduan. Oke” kata Nisa
yang berniat tidak ingin ada fitnah antara dia dengan Indra
“hehehehe,
iya Nis, aku tau kok kamu benar-benar menjaga hijabmu. Yaa aku Cuma ingetin aja
ya Nis” kata Widi dengan melirik ke arah Indra
“apa
lo Wid jangan pengaruhin Nisa deh” kata Indra mencoba mengelak
“hahahaha
udah lah In ngaku aja, sejak kapan lo
sholat trus baik sama orang?” kata Widi
“loh
kok kamu gitu Wid? Kalo kita melihat perubahan yang labih baik dari seseorang
seharusnya kita senang dong. Kok kamu malah ga percayaan gitu Wid?” kata Nisa
dengan lembutnya.
“iya
Nis iya, hehehe” jawab Widi dengan tertawa
-0-
Ujian
Nasional pun sudah terlewati. Pengumuman kelulusan pun sudah ditempel di mading
sekolah.
“Alhamdulillah,
trimakasih ya Allah” kata Nisa dengan senyuman
“Nis
aku ingin bicara penting sama kamu. Aku tunggu di tempat fotocopyan sekarang
ya, penting. Pokoknya kamu harus datangm aku akan nungguin kamu sampai kamu
datang” kata Indra dengan memaksa dan langsung pergi meninggalkan Nisa
“In
tunggu.. ada apa ya si Indra, kok aneh banget sih” kata Nisa dalam hati
Setelah
Nisa melihat pengumuman kelulusan dimading, akhirnya Nisa memenuhi janjinya
datang ke tempat yang biasa untuk tempat belajarnya sama Indra.
“Assalamu’alaikum,
ada apa In?” kata Nisa dengan lembutnya
“Wa’alaikumsalam,
aku ingin bicara serius sama kamu Nis” kata Indra dengan seriusnya
“tumben
In, yaudah ngomong aja” kata Nisa dengan herannya
“aku
ingin bilang, aku suka sama kamu Nis. Memang awalnya aku hanya menjadikan kamu
taruhan aku sama Ari, tapi setelah aku mengenal kamu lebih dalam lagi, aku
melihat kamu sangat baik, dan banyak mengajarkan hal-hal baik. Aku tidak ingin
pisah sama kamu Nis. Aku sungguh sayang sama kamu Nis” kata Indra dengan
seriusnya
“Indra
sungguh aku senang melihat perubahan
kamu menjadi lebih baik. Aku senang melihat kamu saat ini, awalnya aku selalu
mendengar teman-teman berbicara hal yang buruk tentang kamu. Tapi aku yakin,
seburuk apa pun sikap kamu, pasti kamu bisa berubah menjadi lebih baik. Tapi
aku tidak ingin kamu berubah gara-gara aku, aku ingin kamu berubah karna Allah.
Karna kalau bukan karna Allah kamu tidak akan bisa berubah In” kata Nisa dengan
wajah menunduk
“tapi
aku ingin terus bersama kamu Nis. Aku ingin kamu jadi milikku” kata Indra
mencoba memaksa Nisa
“afwan
In, maaf banget, aku ga bisa. Yakinlah jika kita berjodoh pasti nanti akan
bertemu lagi. Aku tidak tahu kapan waktu itu tiba. Hanya Allah-lah yang tau.
Aku hanya minta satu aja dari kamu. Luruskan niat mu, jangan memikirkan aku
lagi, itu hanya akan membuat mu resah. Maaf In aku harus pergi, aku akan pergi
untuk melanjutkan study ku. InsyaAllah jika Allah mengizinkan kita akan bertemu
lagi. Semoga Allah memberikan untuk kita dalam segala bidang. Ingat lah In
cinta itu fitrah dan alangkah indah dan bermaknanya ketika kita sukses menjadi
tuannya cinta. Tuan yang dengan gagah mengendalikannya agar tak menjadi
ekspresi syahwati sebelum Allah menghalalkan, Wallahu’alam Bisshowab. Smoga
Allah menjaga hati kita In, afwan kalo aku punya salah. Wassalamu’alaikum” kata
Nisa dengan langsung berlari pergi menjauhi Indra.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar