calendar


Sabtu, 14 April 2012

MAGDARITA HARIS


First Sight

            Mata itu, mata yang selalu Mona fikirkan sejak kejadian tadi pagi. Mona yang penasaran dengan cowok yang tak sengaja berpapasan  dengannya saat game  MOS di hari pertamanya itu, masih memberkas jelas di otak Mona  sorot  matanya yang tajam itu. Tapi saat itu Mona tidak berani untuk bertindak lebih jauh dengan perasaan penasarannya, Mona meyakini  bahwa perasaanya itu hanya perasaan biasa yang tidak harus di beri tindakan lebih lanjut.  Akhirnya masa masa Mos pun berakhir, saat pembagian kelas Mona berharap bisa satu kelas dengannya tapi Mona langsung membuang jauh jauh fikirannya itu. Mona menegaskan kepada dirinya sendiri kalo ia sudah memiliki seseorang yang ia sayang, Yoga  cowok yang sudah menemaninya selama hampir 3 bulan ini. Mona menyayanginya dan Mona yakin itu.
Dan keesokan harinya  langkah terkejutnya Mona mengetahui, yang dia harapkan terkabul meskipun tidak sekelas, ternyata kelas Mona berdampingan dengan kelas cowo yang membuatnya penasaran itu. Sebenarnya Mona sangat penasaran dengan sosok sampai saat ini, Mona masih belum mengetahui siapa namanya, ingin sekali Mona mencari tahu tentangnya, tapi iya mengurungkan niatnya. Mona menegaskan dalam hatinya lebih baik tidak tahu apa apa tentang dirinya. Tetapi  tanpa ia mencari tahu pun akhirnya ia tahu siapa dia, ia cowok yang suka menjadi bahan obrolan teman teman ceweknya di kelasnya, namanya Aizar ia berasal dari Bandung. Sejak saat itu Mona benar benar berhenti untuk memikirkannya atau mencari tahu tentangnya. Mona tidak memperdulikan perasaan itu lagi. Mona terlalu takut mempunyai perasaan yang lebih kepada Aizar. Akhirnya Mona memaksa dirinya untuk tidak perduli kepadanya, menstop semua rasa penasaran gilanya itu
Hampir satu tahun berlalu, entah mimpi apa yang membawa Mona harus kembali merasakan perasaan yang dulu sudah dia buang jauh jauh dari fikirannya dan sekarang harus dia ingat kembali. Siang itu ketika Mona sedang asik bermain handphone ketika saat pengambilan nilai drama dikelasnya, tiba tiba gurunya menghampirinya dan menyuruhnya datang ke ruangannya pada waktu istirahat nanti. Mona terkejut dan hanya mengiyakan perintah gurunya itu, bermacam macam fikiran negatif pun sudah berkeiaran bebas di pikiran Mona. “ Siang Ibu, maaf ada apa ya tadi ibu memanggil saya?” Tanya Mona halus disertai gugup. “Gini nak untuk persiapan wisuda untuk kelas 3 nanti, ibu memilih kamu untuk jadi pager ayunya, kamu maukan menjadi  pager ayunya?”  pinta bu Wiwit. “Apa bu? Kenapa harus saya?” Tanya Mona bingung. “jadi gini ibu sudah memasangkan kamu dengan teman satu jurusan mu, itu loh yang ganteng,  tinggi, putih, alisnya tebal, kamu pasti kenal.! Itu anak sebelah kelas kamu.” Jawab si ibu semangaat 45. “Apa? Siapa bu?” Tanya Mona lagi bingung, yang Mona ingat hanya temannya Adil yang tinggi di kelas itu, tapi dia tidak putih. “ aduh itu loh yang cakep itu, ibu lupa namanya yang ada Firman Firmannya itu” jawab si ibu sambil berusaha berfikir lebih keras. “aduh saya tidak tahu bu saya Cuma tau Adil saja, nanti deh bu saya cari tahu” jawab Mona.”iya si Adil juga ikut tapi dia sudah dengan pasangan yang lain, nah kamu pasangan dengan temannya Adil itu, yaudah kamu tulis nama dan no hape mu dulu nanti ibu hubungi untuk kabar selanjutnya, oiya  tolong sampaikan juga ya ke Adil dan temannya itu untuk datang Sabtu depan, akan ada rapat, jangan sampai tidak ya” si ibu menegaskan. “oh iya bu, saya permisi dulu, siang bu” buru buru Mona keluar dari ruangan bu Wiwit.
 Mona langsung menanyakan tentang cowok yang bernama Firman itu ke teman temannya, “eh, lu tau ga cowok 10.4 yang namanya ada Firmannya?” Mona bertanya tergesa gesa, “ga tau, emang kenapa si?” jawab serempak teman temannya. “itu loh yg tinggi, putih, alis tebal, tau gaa?” Tanya Mona lagi antusias. Salah satu teman Mona menjawab  “setau gue yang ciri cirinya kaya gitu Cuma si Aizar”. Mona terkejut “haa? Apa? Ada yang tau nama panjangnya Aizar?”. Jawab temannya”nih gua ada Facebooknya ko,” buru buru Mona Melihatnya dan mereka semua terkejut, ternyata nama panjang Aizar adalah Aizar Firman R. Mona melongook super kaget. “emang kenapa si Mon?”  salah satu temannya penasaran. Mona menjawab polos “gue dipasangin jadi abang none buat wisudaan kelas 3 nanti sama dia” jawab Mona sambil menghela napas. “haaaa? Cieeee beruntung banget lo, sini gua aja yang gantiin kalo lu ga mau” jawab semua teman Mona super duper antusias mempromosikan diri. “yeee tampar bolak balik sini, wwllee hahaha” ledek Mona. Mona terlalu takut untuk menanyakan tentang wisudaan itu kepada Aizar. Secara setiap kali berpapasan dengan Aizar tatapan matanya selalu mengalihkan Mona dan tidak berani untuk menyapanya untuk menanyakan hal itu.  Mona memutuskan tidak memberi tahunya.
            Satu bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Mona sangat senang sekali untuk hari esok, ia tidak sabar untuk ikut Tour dari sekolahnya besok, bukan tour besar, hanya tour kecil jadi hanya beberapa orang yang ikut darisetiap kelas.
            Pagi pagi sekali Mona sudah tiba di sekolah, karena Bis berangkat pagi untuk menghindari macet, sambil menunggu teman Mona duduk diam saja di koridor sekolah, dan Mona terkejut, melihat ada Adil pintu masuk sekolah sedang menungu juga. “haa? Adil? Oh GOD seorang Adil ikut tour kaya gini? Tumben aja? Ngapain coba, biasanya kalo ada Adil pasti ada Aizar” bisik Mona dalam hati. Mona mencari cari sosok Aizar matanya stereo melihat dari kanan kekiri, dan dari depan kebelakang. Ternyata benar saja Aizar ada di dalam sekolah sedang duduk di dekat meja piket. Mona terpana melihatnya, Aizar yang sedang mendengarkan musik. “very cool and sweet” Mona berbisik dalam hati sambil tersenyum. Akhirnya semua rombongan naik ke bis dan Mona ternyata satu bis dengan Aizar. Rini teman sebangku Mona dan teman didepan Mona aini dan vitra, sedang asiknya bergosip tentang ke kagetan yang sama seperti yang Mona rasakan mereka terkejut kenapa Aidil dan Aizar bisa ikut tour seperti ini, disitu juga kata Aini Aizar punya pacar dan pacarnya juga ikut dalam tour ini. “aaaaa, kenapa sakit waktu dengar Aizar punya pacar” bisik dalam hati Mona kesal. Dan ternyata pacarnya itu duduk dibelakang Mona pada saat itu. Breg bre breg down rasanya perasaan Mona. Mona berusaha mengabaikan perasaan kecewanya itu.
            Saat di bis Mona berusaha mengalihkan perhatiannya dari Aizar, tapi tidak berhasil, matanya selalu tertuju lagi ke Aizar, dan sampai suatu ketika, Mona sedang memperhatikan Aizar, Aizar  ternyata juga menatap kearahnya. Mona langsung membuang muka dan meyakinkan bahwa Aizar melihat pacarnya bukan melihat dia. Mungkin keresahan yang dirasakan Mona terasa oleh Rini sahabat Mona yang kini duduk sebangku dengannya. “Mon lu ngeliatin Aizar?” Tanya Rini tegas. “aaa, enggak” jawab Mona meyakinnkan. “ga usah bohong sama gue” jawab Rini. Kata kata yang paling tidak bisa di elakkan oleh Mona. Mona akhirnya menceritakan semua dari awal kisahnya ke Rini, lalu Mona berkata dengan nada lirih “yaa, tapi paling Aizar ngeliatin cewenya bukan gue koo”.  Rini menantang “haha oke kita liat lagi nanti siapa yang Aizar liat disaat lo sendiri ga deket cewenya apa dia merhatiin lu.!! Gua yakin dia ngeliatin lu bukan cewenya haha, tega ya gua”. “yee dasar tegaa” jawab Mona datar. Dan ternyata benar saja Aizar terus menatap Mona dari jauh bahkan mulai tersenyum, dan disaat ngobrol dengan pacarnya, Mona tak habis pikir dengan sikap Aizar  pada saat itu. Dan pada saat yang sama perasaan yang baru dan lebih besar mulai muncul untuk Aizar, Mona bingung karena dia sedang  banyak masalah dengan Yoga, Yoga yang tidak pernah mau mengerti dirinya dan tidak pernah punya waktu untuk dirinya. Dan pada saat itu mereka sedang break. Mona takut ia berpaling.
            Beberapa hari setelah Tour itu Mona putus dengan Yoga, Mona capek dengan Yoga yang seperti menganggap Mona tidak ada, Mona berusaha tegar untuk keesokkan  harinya, karena  Monna akan datang kesekolah untuk gladi bersih untuk acara wisuda dan itu bertepatan dengan pembagian rapot, jadi sekolah bukan hanya ramai karena anak kelas 3 saja. Mona telat datang ke acara itu, Mona panik dan saat turun dari kopaja iya langsung loncat dan berlari ke arah sekolah,” Mona” Mona tidak mendengar, “Mona, mau kemana?” Mona terkejut ia seketika reflek memalingkan kepalanya kebelakang, O O W dan ternyata bingo.!! Itu Aizar “It’s like a fly” saat Mona tahu siapa yang memanggilnya dari kejauhan.!!  Mona tersenyum sangat lebar  dan dengan cepat ia menjawab, “kesekolah, gladi bersih buat wisudaan”. “ooh, kirain ngapain, yaudah hati hati ya” dia tersenyum hangat, sangat sangat hangat,  perasaan yang Mona pendam meledak seketika saat itu juga. Selama hampir  satu tahun, ini pertama kalinya untuk Mona, Aizar benar benar memanggilnya.
            Karena kejadian itu entah mengapa mereka  mulai akrab, Aizar juga sudah mengakhiri hubungannya dengan pacarnya karena satu situasi yang sama dengan Mona, dan yang semakin membuat ke bahagiaannya komplit benar, karena bisa satu kelas dengan Aizar. Setiap di kelas Aizar sering sekali menatap kea rah Mona yang membuatnya malu, tapi benar benar senang dengan itu. Mereka semakin akrab, sampai akhirnya beberapa minggu kemudian Aizar mengungkapkan perasaannya yang sudah lama ia pendam terhadap Mona ia ungkapkan. Ternyata Aizar juga menyukai Mona dari awal mereka bertemu, namun Aizar terlalu takut untuk mengungkapkannya kepada Mona karena teman temannya banyak yang mempunyai perasaan yang sama dengannya.
             Mona merasa kebahagiaanya terasa sangat lengkap sekarang, betapapun itu Mona merasa sangat lega perasaan yang ia pendam bisa tersampaikan, dan sangat senang karena Aizar mempunyai perasaan yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar