calendar


Sabtu, 14 April 2012

RASTRI RISWARI NUGROHO


Antara Cinta dan Sahabat Ku
                            

Andra…
Itu panggilan ku untuknya. Dan namaku Janice Sophia Quenneta, namun “Jane” Adalah panggilanya untukku.
Dia adalah hidup ku dan Iqmal adalah seseorang yang spesial untukku J

*****

Acara televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku bingung entah apa yang harus aku lakukan. Ocha bersama Fadli kekasihnya, sahabatku Iqmal entah kemana? Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.
mmm…Pantai.
Ya pantai. kayaknya hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai dan tak aneh jika aku pergi sendirian.
Kuambil jaket, lalu kusambar kunci dan pergi menuju garasi. Ku kendarai motor abang ku yang nganggur di sana. Papa dan Mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari motornya dengan leluasa.
Terik panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai.
Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu pelangannya. Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang
menghampirinya, namun dia tetap semangat menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga satu pembeli yang menuju arahnya.

Sekilas kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Iqmal. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan pandanganku. Kutepikan motorku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan setengah berlari, aku mengejar sosok itu.
Ah…kendaraan sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang jalan ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengalsengal,
kujamah bahunya.
“mal!” seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.
“kamu siapa?” tanya Iqmal pura-pura tak mengenalku.
“Mal. Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus kesal.
“Sudahlah, Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak pergi
.
“Mal…Mal…kenapa kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-kerasnya. Namun bayangan Iqmal semakin menjauh dan
akhirnya tak kelihatan.

***

Iqmal, Ocha dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap mengganggap Iqmal adalah sahabat terbaikku, tapi Iqmal punya rasa berbeda dari persahabatan kami. Yang aku cintai adalah Andra. Andra adalah sosok pria yang memikat hatiku. Dia baik hati, perhatian, pintar, suka olahraga & music. Semua yang ada padanya menarik diriku. Wajahnya, senyumnya, tingkahnya. Bagiku dia seperti heroin untukku.
Ini yang membuat Iqmal menjauhiku.

Cinta, sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!
Banyak orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak,
tapi bukankah cinta tak mungkin dipaksa?                                



Tapi tidak dengan Iqmal, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan manis kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun
yang terjadi, aku akan selalu berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.
Karena bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak satupun membuat aku bisa memilih satu diantaranya.

***

Sudah seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat sosok Ricky lewat disekitar sini lagi. Tapi, Iqmal hilang bagai ditelan
bumi. Aku hampir putus asa.
Aku sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa tiba-tiba, indera keenamku, memberiku insting, kalau Iqmal ada di sekitarku.
Kubalikan kepala, kulihat sosok Iqmal setengah berlari menyeberang jalan di belakang posisiku. Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang.
Aku pingin tahu dimana dia berada sekarang.
Akhirnya kulihat Iqmal, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
“Knapa Iqmal lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”
”Knapa dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”
”Knapa semua ini dia lakukan?”
“Knapa?”
Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.
Setelah dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku, dengan pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Iqmal
Tiba-tiba ada yang merangkul ku dari belakang. Aku pun terkesigap.
Ternyata itu andra, Kekasihku

.”Sedang apa kamu disini?” Tanya andra. “Ehm.. Ceritanya panjang ndra!” Jawabku gugup
“Hari ini panas sekali kenapa kamu tidak memintaku untuk mengantarmu?” Tanyanya heran
“Gak.. Aku ga mau ngerepotin kamu” Ujarku

Lalu Kami dikejutkan suara seekor anak anjing jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.
Aku memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.
“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.
Aku diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Iqmal pelan-pelan membuka pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku dan andra, berada di depannya.
“Mal…boleh aku masuk?” tanyaku hati-hati.
“Maukah kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.
Tanpa bicara, Iqmal mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi.
Rumah kecil dan sederhana ini ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai bunga matahari plastik terpajang di sudut ruangan itu.
              
“Iqmal, kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.

             

Dan sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik dan karang-karang di dalamnya. Iqmal tahu betul aku penggagum
keindahan pantai dan laut. Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya. Kulihat juga banyak foto persahabatan kami yang di bingkainya
dalam bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di dinding ruang tamu ini.
Bulir-bulir air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu dengan semua yang Iqmal lakukan. Begitu besar cinta Iqmal buatku. Kupeluk dia, yang aku sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat ataupun sudah berubah menjadi pelukan yang berbeda?
Aku pun lupa disisiku sudah ada andra.. Tapi entah mengapa Andra mengerti situasiku. Dia sama sekali tidak marah. Itulah salah satu hal yang membuat diriku tak pernah bisa lepas dari dirinya.

Iqmal kaget, namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-akan ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak terbendung dalam hatinya
iqmal mengajakku makan, Dan Andra pun memanggilku..


“Kamu mau kemana?” Tanya pelan darinya, “Bolehkah aku ikut dengannya? Dan mau kah kau menemaniku?” Ujarku. “Aku ingin tapi lebih baik kau pergi duluan saja.” . “Apa kau tidak keberatan?” . “Aku percaya kamu sayang” jawab nya sambil mencium keningku..

   

******
Aku pun akhirnya jalan berdua dengan Iqmal.

Restoran itu tak jauh dari rumah nya , biasanya dia mengunjunginya seorang diri, Tak lama kemudian mulai terdengar alunan tembang-tembang romatis , suasana hening, membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana sore itu.

sekarang Iqmal sudah bisa menerima, Aku sudah bersama Andra. dan Ocha sudah bersama fadli.  Kami sekarang menjadi 5 sekawan. Andra juga telah menjadi anggota genk kami.
Iqmal pun menyadari Ternyata setelah dia mengenal andra lebih lama, Andra adalah sosok yang sangat baik hati, menyenangkan, ramah dan peduli dengan sahabat. Dia berkata padaku Ah…menyesal aku tak mengenalinya lebih dalam sejak dulu.
Mal , biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta mu padaku pelan-pelan akan hulang dan muncul yang baru dengan wanita lain dari hatimu.” ujarku suatu hari, saat Iqmal mengungkit masalah ini lagi.
“Oke, aku akan mencoba , tapi ingat aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta . Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya panjang lebar
Sekarang aku memiliki empat orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.
Hampir setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak ataupun hanya sekedar berkaroke di mal , dan barbeque-an di rumah Kekasihku Andra
Hidup dengan tali persahabatan yang hangat, membuat hidup semakin berarti dan lebih bahagia.


Waktu berjalan begitu cepat.
Tiga tahun sudah berlalu.Iqmal pun mampu membuka hatinya untuk Yasqi.
Yasqi adalah murid pindahan baru dari Palestina di Tempat Les ku. Aku merasa senang akan keberadaannya yasqi disini,  disampingku. Aku pun bersahabat juga dengannya.. Dia anak yang periang, cantik dan pintar.
Iqmal merasa tertarik, walaupun dia sering mengelaknya..
Apalagi dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa semakin yakin, bahwa Yasqi lah orang yang tepat untuk nya. Aku sangat menyetujui hubungan mereka.
.Sekarang Iqmal bukan hanya sahabat yang paling aku cintai tapi juga semangat dalam hidupku.
Dan akhirnya kita semua pun bahagia..
Aku dan Andra memutuskan untuk melanjutkan Kuliah Di Oxford. Ocha dan Fadli pun sudah merencanakan acara pertunangan.
Dan sahabat tercintaku Iqmal..
Dia masih menikmati indahnya masa-masa pacaran dan perasaan kasmaran ^^




    

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar