Antara Cinta dan
Sahabat Ku
Andra…
Itu
panggilan ku untuknya. Dan namaku Janice Sophia Quenneta, namun “Jane” Adalah panggilanya untukku.
Dia adalah hidup ku dan Iqmal adalah
seseorang yang spesial untukku J
*****
Acara
televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku
bingung entah apa yang harus aku lakukan. Ocha bersama Fadli kekasihnya,
sahabatku Iqmal entah kemana? Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat
yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.
mmm…Pantai.
Ya
pantai. kayaknya hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai
dan tak aneh jika aku pergi sendirian.
Kuambil
jaket, lalu kusambar kunci dan pergi menuju garasi. Ku kendarai
motor abang ku yang nganggur di sana.
Papa dan Mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari motornya
dengan leluasa.
Terik
panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat
manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik
matahari yang mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya.
Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai.
Lalu
di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu
pelangannya. Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan
pengeluaran, bahkan untuk membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang
menghampirinya,
namun dia tetap semangat menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga
satu pembeli yang menuju arahnya.
Sekilas
kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Iqmal. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan
pandanganku. Kutepikan motorku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan
setengah berlari, aku mengejar sosok itu.
Ah…kendaraan
sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang jalan
ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengalsengal,
kujamah
bahunya.
“mal!”
seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.
“kamu
siapa?” tanya Iqmal pura-pura tak mengenalku.
“Mal.
Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus
kesal.
“Sudahlah,
Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak
pergi
.
“Mal…Mal…kenapa
kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-kerasnya.
Namun bayangan Iqmal semakin menjauh dan
akhirnya
tak kelihatan.
***
Iqmal,
Ocha dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap
mengganggap Iqmal adalah sahabat terbaikku, tapi Iqmal punya rasa berbeda dari
persahabatan kami. Yang aku cintai adalah Andra. Andra adalah sosok pria yang
memikat hatiku. Dia baik hati, perhatian, pintar, suka olahraga & music.
Semua yang ada padanya menarik diriku. Wajahnya, senyumnya, tingkahnya. Bagiku
dia seperti heroin untukku.
Ini
yang membuat Iqmal menjauhiku.
Cinta,
sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!
Banyak
orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak,
tapi
bukankah cinta tak mungkin dipaksa?
Tapi
tidak dengan Iqmal, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan
manis kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun
yang
terjadi, aku akan selalu berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.
Karena
bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak
satupun membuat aku bisa memilih satu diantaranya.
***
Sudah
seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat
sosok Ricky lewat disekitar sini lagi. Tapi, Iqmal hilang bagai ditelan
bumi.
Aku hampir putus asa.
Aku
sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa
tiba-tiba, indera keenamku, memberiku insting, kalau Iqmal ada di sekitarku.
Kubalikan
kepala, kulihat sosok Iqmal setengah berlari menyeberang jalan di belakang
posisiku. Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang.
Aku
pingin tahu dimana dia berada sekarang.
Akhirnya
kulihat Iqmal, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia
masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
“Knapa
Iqmal lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”
”Knapa
dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”
”Knapa
semua ini dia lakukan?”
“Knapa?”
Banyak
pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.
Setelah
dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku,
dengan pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Iqmal
Tiba-tiba
ada yang merangkul ku dari belakang. Aku pun terkesigap.
Ternyata
itu andra, Kekasihku
.”Sedang
apa kamu disini?” Tanya andra. “Ehm.. Ceritanya panjang ndra!” Jawabku gugup
“Hari
ini panas sekali kenapa kamu tidak memintaku untuk mengantarmu?” Tanyanya heran
“Gak..
Aku ga mau ngerepotin kamu” Ujarku
Lalu
Kami dikejutkan suara seekor anak anjing jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.
Aku
memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.
“Siapa?”
terdengar suara dari balik pintu.
Aku
diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Iqmal pelan-pelan
membuka pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku dan andra, berada di depannya.
“Mal…boleh
aku masuk?” tanyaku hati-hati.
“Maukah
kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.
Tanpa
bicara, Iqmal mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk
keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi.
Rumah
kecil dan sederhana ini ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai
bunga matahari plastik terpajang di sudut ruangan itu.
“Iqmal,
kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.
Dan
sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik
dan karang-karang di dalamnya. Iqmal tahu betul aku penggagum
keindahan
pantai dan laut. Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya.
Kulihat juga banyak foto persahabatan kami yang di bingkainya
dalam
bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di dinding ruang tamu ini.
Bulir-bulir
air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu
dengan semua yang Iqmal lakukan. Begitu besar cinta Iqmal buatku. Kupeluk dia,
yang aku sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat
ataupun sudah berubah menjadi pelukan yang berbeda?
Aku pun lupa disisiku sudah ada andra..
Tapi entah mengapa Andra mengerti situasiku. Dia sama sekali tidak marah.
Itulah salah satu hal yang membuat diriku tak pernah bisa lepas dari dirinya.
Iqmal kaget,
namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-akan
ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak
terbendung dalam hatinya
iqmal
mengajakku makan, Dan
Andra pun memanggilku..
“Kamu mau kemana?” Tanya pelan darinya,
“Bolehkah aku ikut dengannya? Dan mau kah kau menemaniku?” Ujarku. “Aku ingin tapi
lebih baik kau pergi duluan saja.” . “Apa kau tidak keberatan?” . “Aku percaya
kamu sayang” jawab nya sambil mencium keningku..
******
Aku pun akhirnya jalan berdua dengan Iqmal.
Restoran itu tak jauh dari rumah nya ,
biasanya dia mengunjunginya seorang diri, Tak lama kemudian mulai terdengar alunan tembang-tembang romatis , suasana hening,
membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana sore itu.
sekarang
Iqmal sudah bisa menerima, Aku sudah bersama Andra. dan Ocha sudah bersama fadli. Kami sekarang menjadi 5 sekawan.
Andra juga
telah menjadi anggota genk kami.
Iqmal pun menyadari Ternyata setelah dia mengenal andra lebih
lama, Andra adalah sosok yang sangat baik hati, menyenangkan, ramah dan
peduli dengan sahabat. Dia berkata padaku Ah…menyesal aku tak
mengenalinya lebih dalam sejak dulu.
“Mal ,
biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta mu padaku pelan-pelan akan hulang dan muncul yang baru dengan wanita lain dari
hatimu.” ujarku suatu hari, saat Iqmal
mengungkit masalah ini lagi.
“Oke,
aku akan
mencoba , tapi ingat aku akan selalu menunggumu.
Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta
. Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya panjang lebar
Sekarang
aku memiliki empat orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui
dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.
Hampir
setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak
ataupun hanya sekedar berkaroke di mal , dan barbeque-an di rumah Kekasihku Andra
Hidup dengan tali persahabatan yang hangat, membuat hidup semakin
berarti dan lebih bahagia.
Waktu
berjalan begitu cepat.
Tiga
tahun sudah berlalu.Iqmal pun mampu membuka hatinya untuk Yasqi.
Yasqi adalah murid pindahan baru dari Palestina
di Tempat Les ku. Aku merasa senang akan
keberadaannya yasqi
disini, disampingku.
Aku pun bersahabat juga dengannya.. Dia
anak yang periang, cantik dan pintar.
Iqmal merasa tertarik, walaupun dia sering
mengelaknya..
Apalagi
dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa semakin yakin,
bahwa Yasqi lah orang yang tepat untuk nya. Aku sangat menyetujui hubungan
mereka.
.Sekarang
Iqmal bukan
hanya sahabat yang paling aku cintai tapi juga semangat dalam
hidupku.
Dan akhirnya kita semua pun bahagia..
Aku dan Andra memutuskan untuk melanjutkan
Kuliah Di Oxford. Ocha dan Fadli pun sudah merencanakan acara pertunangan.
Dan sahabat tercintaku Iqmal..
Dia masih menikmati indahnya masa-masa
pacaran dan perasaan kasmaran ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar